Indonesia sebagai bagian dari dunia yang sedang mengalami Revolusi Industri 4.0 mau tidak mau harus mempersiapkan diri agar bisa mengikuti perubahan yang diakibatkan oleh revolusi ini. Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan digitalisasi dan otomatisasi, revolusi keempat yang dimulai dengan revolusi internet ini memberikan dampak yang begitu luas dalam berbagai aspek kehidupan. Saat ini semua orang di semua tempat dapat mengakses informasi tentang apa saja, hanya dengan internet.
Dulu pada masa penjajahan dimana teknologi belum semaju sekarang, masih sangat sulit untuk saling berbagi informasi. Saat itu, para pahlawan berjuang melawan penjajah dengan minimnya perlengkapan perang dan hampir hanya mengandalkan bambu runcing. Secara umum pahlawan memang dikenal sebagai sosok yang berjasa, berkorban, dan pembela kebenaran, yang tugasnya adalah melindungi dan memperjuangkan bangsanya. Di zaman yang terus mengalami perubahan dan pembaruan ini –terkhusus pada dunia yang akan selalu mengalami revolusi, pahlawan yang dibutuhkan bukan lagi pahlawan dalam sosok gagah, kuat, dan mencengkeram bambu runcing di tangannya, tapi sosok pahlawan yang kita butuhkan terutama bagi Indonesia adalah sosok pahlawan yang menjadi teladan, bijaksana dalam pikiran, perkataan, dan tindakan.
Pahlawan yang kita butuhkan bukan sosok yang hanya bijaksana dalam ucapan tapi tanpa tindakan, bukan juga yang terlihat bijaksana dalam tindakan tapi tidak komitmen dengan perkataannya. Namun kita juga tidak menginginkan sosok pahlawan sempurna yang tidak memiliki cela dan kesalahan, yang kita butuhkan adalah sosok pahlawan yang mau mengakui kesalahannya dan berusaha memperbaiki diri. Sehingga ketika dunia berubah, zaman semakin maju, dan segala sesuatunya diperbaharui, pahlawan tidak mundur atau menutup diri, justru pahlawan tetap berdiri tegak menghadapi perubahan dengan amunisi yang telah ia persiapkan sebagai bentuk antisipasi. Pahlawan akan selalu belajar dan mempelajari hal baru demi sesuatu yang ia lindungi, demi bangsanya.
Sebagai kaum muda, kita pun juga adalah pahlawan-pahlawan untuk diri kita sendiri. Dengan menjadi pahlawan untuk diri kita sendiri, kita telah berkontribusi untuk menjadi pahlawan di era 4.0 ini. Menjadi pahlawan secara pribadi dapat dimulai dengan hal-hal kecil seperti menjadi pengguna sosial media yang bijaksana. Sebagai kaum muda, sosial media adalah dunia yang sangat dekat dengan kita. Setiap hari kita berselancar di sosial media dan sangat banyak yang bisa kita dapatkan ataupun kita bagikan. Pilihan untuk membagikan hal yang baik atau yang tidak baik ada di tangan kita, dan seharusnya sebagai kaum muda penerus bangsa kita tahu apa yang seharusnya kita bagikan dan apa yang tidak seharusnya kita bagikan. Apa yang akan mempersatukan bangsa dan apa yang akan meretakkannya.
Saat kita menggunakan kemajuan teknologi pada era ini seperti gadget dan internet, kita menjadi pahlawan untuk diri kita sendiri dengan tidak menggunakannya untuk hal-hal yang tidak baik. Membagikan berita hoax atau berita yang memicu kontroversi, menyebar ujaran kebencian, atau meninggalkan komentar-komentar negatif di sosial media adalah bentuk perbuatan yang tidak mencerminkan kepahlawanan. Dan menjadi pahlawan untuk diri sendiri adalah langkah awal untuk menjadi pahlawan generasi ini.
Bangsa kita membutuhkan generasi yang dapat dipercaya untuk membawanya pada kemajuan, dan kemajuan zaman ini dapat kita manfaatkan untuk memajukan dan mempersatukan bangsa kita. Sangat banyak perbedaan yang terdapat pada bangsa kita ini yang mungkin tidak akan pernah bisa untuk kita jadikan sama, karena memang tidak harus sama. Sesungguhnya justru keindahan bangsa kita ini terletak pada keanekaragamannya, sehingga memang tidak perlu untuk kita jadikan sama seluruhnya, yang perlu adalah bagaimana kita bisa membuat perbedaan itu menjadi kekuatan kita dan tetap menjadi alasan kita untuk tetap satu. Maka, kita pun menjadi pahlawan untuk bangsa kita sendiri.
Komentar
Posting Komentar